Kamis, 05 Juni 2008

nitro in my ride

Wuih... Teknologi di motor makin hebat! Terlebih di Tanah Air tercinta. Nitrous Oxide System alias NOS, sudah bisa pasang di motor. Buktinya sudah ada tuh! Tahun 2003, di Honda Karisma. Masih hangat lagi. Yaitu, Yamaha Mio milik JP Racing yang nongol di MOTOR Plus 445/VIII. Dibilang hebat, karena biasanya peranti ini umumnya banyak di aplikasi di mobil. Mau ikut pasang di tunggangan kesayangan? Boleh. Tapi, ada yang harus dilakukan. Nih simak apa saja persiapannya. Jangan lupa, edisi depan masih ada lanjutannya.
NITROUS OXIDE
Nitrous oxide merupakan gas gabungan antara nitrogen dengan oksigen. Banyak orang menyebutnya sebagai gas ketawa alias laughing gas. Sebab jika orang menghirupnya, memang bisa bikin tertawa. Asal tahu aja, gas ini juga banyak dipakai di tempat praktik dokter gigi. Tujuannya ya itu! Untuk membius pasien agar tak merasakan sakit ketika giginya diobati. Tapi, sesuai perkembangan zaman, nitrous oxide dikembangkan lagi di 1973 oleh ilmuwan Inggris Joseph Priestley. Baru deh sejak itu gas N2O ini banyak diaplikasi untuk menambah akselerasi di kendaraan. Misal, menambah power dan kecepatan buat di lintasan drag bike atau darg race.
WET OR DRY NOS
Nitrous Oxide Sistem alias NOS, terdiri dari dua tipe cara kerja. Sistem basah dan sistem kering. Mau tahu bedanya? Gampang! Perantinya, hampir sama. Perbedaannya hanya diinstalasi perangkat doang. Nih! Dibahas sistem basah dulu aja ya. Wet NOS, menginjeksi atawa menyembur dengan adanya campuran antara gas nitro dengan bahan bakar. Biasanya, nozzle semburan gas itu diletakan sebelum mulut karbu.“Tapi untuk tipe ini, harus membutuhkan satu peranti lagi. Yaitu fuel pump tambahan, sehingga mampu mendorong NOS ke ruang bakar,” ujar Taqwa Suryo Swasono, tunner mobil dari Garden Speed di Jl. KH Muhasim VIII, No. 45A, Cilandak, Jakarta Selatan.Lanjut ke dry NOS alias sistem kering. Nah, kalau tipe ini, gas nitrous oxide langsung ditembakan ke ruang bakar. Maka itu, biasanya nozzle penyembur gas diletakan di intake setelah karbu dan langsung menuju klep masuk. Menurut tunner mobil yang juga pernah bikin motor road race ini, dry NOS lebih aman digunakan buat motor. Itu karena biasanya motor menggunakan sistem bahan bakar karburator. Dan, enggak sedikit juga yang menganut tipe vakum.“Banyak yang coba sistem basah di karburator, tapi jebol. Penyebabnya, karena lebih banyak gas nitrous yang masuk lebih dulu ketimbang campuran bahan bakar,” bilang pria bertubuh gemuk ini. Sesuai vakum karburator yang baru memompa bahan bakar setelah kevakuman di karbu.
SISTEM INSTALASI
Nah, yang digunakan di motor Jessy Liga Siswanto alias Choky, pemilik Yamaha Mio NOS ini adalah sistem kering. Itu karena injektor yang bertugas menyemburkan gas nitro diletakan sesudah karburator. Gimana cara pasangnya? “Gas dari tabung, langsung ditembakan ke intake. Namun agar lebih kuat, nozzle ini menggantikan slang vakum dari tangki yang ke intake. Karena ada drat-nya, jadi lebih aman,” jelas Herry Coxer, mekanik JP Racing dan juga CXM Lebih Satu. Nah, posisi slang vakum dari tangki itu, dibuat ulang. Masih mengambil bagian yang sama alias di intake, tapi posisinya dibuat lebih ke atas ketimbang nozzle NOS. “Biar lebih aman lagi, dibuat model sistem cut off. Switch pengaktifan NOS dibuat terpisah dengan tombol penyembur NOS ke ruang bakar,” ungkap mekanik bertubuh kecil ini. Maka itu, Herry menaruh tombol penyembur NOS di setang, agar lebih mudah dijangkau.“Cara ini, lebih aman buat menghindarkan kerusakan akibat salah pemakaian,” bilang Michael Andries, tunner mobil dari M Tuning di Jl. Ciurendeu Indah III/100, Pondok Cabe, Banten. Pria ini, juga gape dan paham abiz soal NOS. Maksudnya, kerusakan akibat lupa mematikan NOS. Sehingga kala dihidupkan, kondisi NOS masih aktif dan siap menyembur ke ruang bakar. Jika seperti ini, selain motor bakal melaju, komponen di mesin juga akan rusak. Lanjut! Nah, di dalam nozzle di intakeitu terdapat semacam spuyer. Peranti ini terdiri dari beberapa macam ukuran (14, 16, 18). Ada tiga tipe ukuran yang bisa dipasang. Masing-masing ukuran menentukan semburan gas ke ruang bakar. Dan tiap ukuran ini juga menentukan seberapa besar tenaga instan yang bakal dihasilkan oleh mesin. Untuk di Mio spek mesin standar ini, Herry dan Choky menerapkan ukuran 16. “Sebelumnya gue coba pakai ukuran paling tinggi (18), tapi ternyata mesin nggak kuat,” aku Choky.
TEKANAN TABUNG
Pada tabung NOS, terdapat tulisan angka tekanan udara (psi). Contohnya seperti di tabung NOS milik Choky ini. Di situ, tertera angka 1.800 psi. Angka itu menandakan tekanan gas di tabung. Artinya, itu tekanan maksimum di tabung. “Tekanan gas di tabung, tak boleh rendah dari angka itu. Karena kalau lebih rendah, semburan tidak maksimal,” kata Michael yang akrab disapa Mike ini. Akhirnya, tenaga yang dihasilkan juga nggak maksimum. Besarnya tekanan di tabung dan jumlah angka itu bakal mempengaruhi performa mesin. “Semakin besar tekanan dan angka, proses pengabutan gas NOS di ruang bakar juga makin cepat,” bilangnya. Kalau di mobil, angka tekanan ini bisa dipantau lewat peranti pengukur tekanan. Baiknya, jika sobat ingin menerapkan NOS di motor, gunakan juga peranti pengukur tekanan gas juga ya.
TAK COCOK DENGAN AVGAS
Sekadar informasi, semburan gas nitrous di ruang bakar tidak klop alias cucok (cocok) dengan bahan bakar avgas alias bensol. “Itu karena berat jenis-nya lebih ringan ketimbang bahan bakar lainnya,” bilang Mike. Dengan berat jenis beda, campuran di ruang bakar akan jadi lebih miskin atawa lean. Begitunya, kebutuhan akan bahan bakar bakal berkurang. Malah semburan NOS yang berkuasa.
SETING SPUYER
Mike dan Taqwa juga Herry serta Choky, mengingatkan. Maksudnya, jangan lupa untuk seting ulang ukuran spuyer di karburator. Takut dengan adanya tambahan NOS di ruang bakar, mix jadi enggak sempurna. Bisa terlalu kering atau miskin atau terlalu kaya. “Lebih baik rich ketimbang lean. Kalau miskin, bisa bikin mesin jebol,” bilang Mike. Buat tahu campuran udara kurang atau terlalu kaya, bisa pantau lewat AFR (Air Fuel Ratio). Sayangnya, kalau di motor agak sulit ya? Kalau mobil kan ada ECU.